SUKOHARJO – Bupati Sukoharjo Etik Suryani membuka kegiatan Advokasi Program Bangga Kencana dan Percepatan Penurunan Stunting di Auditorium Menara Wiaya, Selasa (4/4/2023). Dalam acara tersebut, Bupati sekaligus menyerahkan hadiah lomba Kampung KB. Acara juga dihadiri Sekretaris Daerah (Sekda), Widodo, dan pejabat di lingkungan Pemkab Sukoharjo.
“Mengawali sambutan ini, saya mengucapkan selamat kepada para pemenang Lomba Kampung KB tingkat Kabupaten Sukoharjo,” ujar Bupati.
Bupati melanjutkan, program Pembangunan Keluarga, Kependudukan dan Keluarga Berencana yang disingkat Bangga Kencana, merupakan salah satu program unggulan dari BKKBN.
Bangga Kencana menjadikan keluarga sebagai sandaran pembangunan serta berfokus mewujudkan keluarga yang berkualitas. Salah satu program keluarga berencana dalam membangun keluarga berkualitas adalah upaya pengendalian penduduk dengan cara mengatur jarak kelahiran, melakukan pendewasan usia perkawinan dan penurunan angka kematian bayi, ibu hamil, dan ibu melahirkan.
Menurut Bupati, saat ini stunting di masyarakat diakibatkan oleh kurangnya edukasi kepada Calon Pengantin (Catin), kurang terpenuhinya gizi ibu hamil, ibu menyusui dan balita. Angka stunting Sukoharjo tahun 2022 menurut Elektronik Pencatatan dan Pelaporan Gizi Balita Berbasis Masyarakat (e-PPBGM), berada di angka 8,1%.
“Untuk itu, perhatian Pemkab Sukoharjo terhadap masalah percepatan penurunan stunting menjadi salah satu prioritas, karena stunting merupakan ancaman terhadap kualitas sumber daya manusia. Ini menjadi PR Pemkab Sukoharjo dalam upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia,” ujarnya.
Dalam upaya menurunkan angka stunting, Bupati menyampaikan Kampung KB yang sudah terbentuk di 167 desa/kelurahan di Kabupaten Sukoharjo menjadi strategis dalam membangun keluarga berkualitas. Pasalnya, didalamnya terdapat upaya mencegah stunting melalui sosialisasi nikah dini, pemenuhan gizi ibu hamil, ibu menyusui dan balita.
“Kampung KB merupakan konsep percepatan pembangunan keluarga yang terintegrasi dan komprehensif dengan menggunakan pendekatan pemberdayaan individu, keluarga, dan masyarakat,” ujarnya. (*)