SUKOHARJO – Pembangunan gedung sanggar inklusi terus dilakukan di 12 kecamatan. Bupati Sukoharjo, Etik Suryani menargetkan setiap memiliki gedung sanggar inklusi sendiri. Saat ini, sudah ada sembilan gedung di sembilan kecamatan yang sudah diresmikan. Terakhir adalah Gedung Sanggar Inklusi Wijaya Kusuma Kecamatan Sukoharjo di Kelurahan Gayam, Kamis (25/5/2023).
“Saat ini sudah sembilan gedung yang diresmikan, jadi tinggal tiga lagi. Untuk Kecamatan Mojolaban pembangunan sudah selesai dan tinggal di resmikan. Dua lainnya di Tawangsari dan Kartasura baru proses pembangunan,” jelas Bupati.
Bupati meminta agar gedung sanggar tersebut dimanfaatkan dengan baik. Dimanfaatkan untuk memberikan pelayanan pada ABK yang membutuhkan perhatian luar biasa.
“ABK butuh perhatian yang luar biasa karena keterbatasannya dalam hal apapun,” ujar Bupati.
Bupati juga mengimbau kepada orang tua yang memiliki ABK untuk tidak berkecil hati dan malu karena ABK adalah titipan Tuhan sehingga harus dirawat dengan baik. Dikatakan Etik, keberadaan sanggar sangat mendukung kebutuhan ABK dalam melakukan kegiatan terkait tumbuh kembang anak.
“Sanggar ini saya harap dimanfaatkan dengan baik untuk kesehatan terapis, pendidikan yang sesuai untuk ABK, dan lainnya,” pesannya.
Bupati juga mengatakan, keberadaan sanggar inklusi memang tidak bisa membuat ABK sembuh 100%, namun setidaknya anak mampu mengekspresikan diri sehingga tahu apa yang dibutuhkan. Pasalnya, ABK juga butuh bersosialisasi seperti anak yang lain.
“Sekali lagi, pesan saya jangan malu punya ABK. Jangan hanya dirumah saja karena ABK juga punya hak seperti anak yang lain untuk bermain, belajar, dan lainnya,” ujarnya.
Sedangkan Kepala Dinas Sosial (Dinsos) Sukoharjo, Suparmin, menyampaikan bahwa pembangunan gedung Sanggar Inklusi Wijaya Kusuma Kecamatan Grogol dianggarkan Rp200 juta.