SUKOHARJO – Bupati Sukoharjo, Etik Suryani menjadi inspektur upacara Peringatan Hari Kebangkitan Nasional 2024 di halaman Setda Pemkab Sukoharjo, Senin (20/5/2024). Usai upacara, Bupati dan pejabat Forkopimda melakukan tabur bunga di Taman Makam Pahlawan (TMP) KH. Samanhudi di Desa Banaran, Kecamatan Grogol.
“Mengawali sambutan ini, saya atas nama pribadi dan Pemkab Sukoharjo menyampaikan ucapan apresiasi dan terima kasih kepada segenap panitia dan semua pihak, atas penyelenggaraan kegiatan pada pagi hari ini,” ujar Bupati.
Selanjutnya, Bupati membacakan sambutan dari Menteri Komunikasi dan Informatika, Budi Arie Setiadi. Dalam sambutannya, Menkominfo menyampaikan dimana hari-hari ini masyarakat dihadapkan pada suatu realitas yang terpampang terang yakni, kemajuan teknologi yang melesat cepat.
“Kita sudah memilih bukan hanya ikut serta, tetapi lebih dari pada itu, menjadi pemain penting agar dapat menggapai dunia. Hari-hari ini hingga dua dekade ke depan merupakan momen krusial yang akan sangat menentukan langkah kita dalam mewujudkan itu semua”
Refleksi atas pilihan tersebut bisa dirujuk dengan “berkunjung kembali” kepada gagasan awal menjadikan dan membentuk Indonesia. Bagaimana sejarah telah membentuk kebangsaan. Sejarah diperlukan bukan karena sensasi politiknya. Juga bukan sebagai sumber keteladanan nilai semata-mata.
Menkominfo juga menyampaikan jika bonus demografi yang dimiliki Indonesia haruslah dikelola dengan kebijaksanaan. Salah satu yang berpeluang menjadi penopangnya adalah adopsi teknologi digital. Tingkat penetrasi internet di Indonesia telah mencapai 79,5% dari total populasi. Ini diperkuat dengan potensi ekonomi digital ASEAN yang diperkirakan meroket hingga 1 triliun USD pada Tahun 2030.
Kebangkitan kedua merupakan momen terpenting bagi kita hari ini. Kita harus menatap masa depan dengan penuh optimisme, kepercayaan diri, dan keyakinan. Kemajuan telah terpampang di depan mata. Momen ini mesti kita tangkap agar kita langgeng menuju mimpi sebagai bangsa. Tidak mungkin lagi bagi kita untuk berjalan lamban, karena kita berkejaran dengan waktu. Di titik inilah, seluruh potensi sumber daya alam kita, bonus demografi kita, potensi transformasi digital kita, menjadi modal dasar menuju “Indonesia Emas 2045”. (*)
Sumber Bagian Protokol dan Komunikasi Pimpinan