SUKOHARJO – Bupati Sukoharjo Etik Suryani langsung terjun ke lapangan untuk memastikan kebutuhan warganya yang terdampak banjir terpenuhi. Bupati didampingi Kapolres, Dandim, Kepala BPBD, Kepala Dinas Sosial, dan pejabat terkait. Pantauan dan pemberian bantuan dilakukan di sejumlah wilayah di Kecamatan Grogol, Jumat (17/2/2023).
Dalam kesempatan itu, Bupati menyusuri jalanan kampung di Menggungan Desa Telukan Kecamatan Grogol menggunakan perahu. Sebab ketinggian air di kampung ini masih selutut orang dewasa. Di tempat ini bupati bertemu dengan warga yang mengungsi di rumah warga yang aman dan memberikan bantuan. Bupati juga meminta agar warga tetap berada di pengungsian untuk keselamatan dan keamanan.
“Nyuwun tulang bapak ibu semuanya tetap berada di pengungsian karena situasi masih belum aman. Kalau membutuhkan bantuan baik itu makanan atau kesehatan segera hubungi petugas agar segera ditangani,” ungkap Bupati pada warga yang mengungsi.
Menurut Bupati, cuaca yang akhir-akhir ini ekstrem dimana hujan setiap hari mengguyur dengan intensitas yang cukup tinggi memang tidak bisa dihindari dan sangat rentan banjir. Karena itu warga diminta tetap tenang dan bersabar dan terus berdoa agar terhindari segera mara bahaya dan musibah.
“Pemkab memastikan kebutuhan panjenangan semua nanti selama di pengungsian terpenuhi. Bersabar dulu ini musibah dan tetap jaga kesehatan. Sik penting kalau membutuhkan sesuatu, segera hubungi petugas secepatnya,” pesan bupati.
Bupati juga meminta pada instansi terkait, baik itu Dinas Sosial, Dinas Kesehatan, BPBD atau pihak kecamatan hingga desa untuk selalu memonitor warga yang terdampak. Serta melibatkan aparat keamanan untuk menjaga keamanan rumah rumah warga yang ditinggal mengungsi. Jangan sampai ketika ditinggal mengungsi terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.
“Dapur Umum, pos kesehatan harus selalu stanby untuk memastikan warga aman. Lansia, balita harus diutamakan berada di tempat yang aman dan kebutuhannya terpenuhi.”
Di satu sisi Bupati mengatakan, banjir yang terjadi di wilayah Kabupaten Sukoharjo ini tidak lepas dari kondisi yang saat ini terjadi. Utamanya hujan lebat yang terjadi di beberapa daerah dan berujung tingginya debit air di Bengawan Solo.
Sebab debit air di Bengawan Solo sangat tinggi mengakibatkan air yang berasal dari anak-anak sungai yang bermuara ke Bengawan Solo tidak bisa masuk sehingga meluap.
“Pintu air di Waduk Wonogiri dibuka karena kalau tidak dibuka berbahaya, tanggul bisa jebol dan dampaknya akan lebih luas. Belum lagi air dari sungai Dengkeng (Klaten) juga Sungai Jenes yang muaranya ke bengawan tidak bisa masuk. Akibatnya air meluap ke pemukiman sehingga banjir tidak bisa dihindari.”
Di samping itu, banjir tidak hanya terjadi di Sukoharjo tetapi juga ada di Solo, Klaten juga ada. Jadi untuk sementara ini yang paling utama dan prioritas Pemkab Sukoharjo adalah memastikan warga aman.
Karena itu bupati meminta agar semua pihak terjun bersama sama memastikan warga yang ada di pengungsian kebutuhannya terpenuhi, baik dari sisi kesehatan serta makanan dan keamanannya.
Terkait dengan kondisi yang ada di Bantaran Bengawan Solo, Bupati mengatakan itu merupakan ranahnya BBWSBS. Pemkab Sukoharjo sudah berkali-kali berkirim surat melalui DPU, audensi bahkan mengajukan proposal agar segera ada penanganan dan perbaikan tetapi hingga saat ini belum ada tindaklanjut dan tanggapan.
“Karena menjadi wilayah Balai Besar, Pemkab tidak bisa bertindak karena kalau melakukan tindakan justru menyalahi aturan. Tetapi kami terus berupaya melakukan upaya dengan komunikasi dengan BBWS, tetapi sejauh ini belum ada tindaklanjut dari sana,” tandas Bupati. (*)
Sumber Bagian Protokol dan Komunikasi Pimpinan